3 Contoh Naskah Drama Persahabatan Komedi (5, 6, 7 dan 8 Orang Pemain) beserta Unsur Intrinsiknya

Contoh Teks Drama

Kali ini kita akan membahas sebuah materi pembelajaran bahasa indonesia yeitu tentang teks drama, berikut ini adalah 5 contoh teks/naskah drama bahasa indonesia singkat atau singkat tentang persahabatan untuk 5 orang pemain, 6 orang pemain, 7 orang pemain, dan 8 orang pemain beserta unsur intrinsik dan sinopsisnya.

Sebagaimana yang telah kita singgung diawal mengenai teks drama, berikut ini adalah contoh naskah singkat dan pendek tentang persahabatan untuk 5 orang, 6 orang, untuk 7 orang, dan untuk 8 orang pemain

Contoh Naskah Drama 1

Contoh teks Drama yang pertama yaitu contoh naskah drama singkat untuk 6 orang pemain tentang persahabatan beserta unsur intrinsiknya

Unsur Intrinsiknya

Skenario :
Dalam skrip drama ini pemainnya berjumlah 6 orang. Drama ini menceritakan sekelompok pemuda yang berasal dari keluarga yang sangat kaya yang tidak mementingkan perasaan orang lain dan selalu menganggap materi adalah segala-galanya. Berikut ini adalah alur dari skenario drama tersebut :

Tema : Arti dari Sebuah Kehidupan
Ritme :
  • Eksposisi dan Karakter
Brandon (Antagonis)
Helen (Prontagonis)
Ivan (Antagonis)
Elsa (Tritagonis)
Tommy (Tritagonis)
Anna (Tritagonis)
  • Permasalahan
Brandon, Anna, Tommy, dan Ivan menyingkirkan Elsa dengan seenaknya semenjak gadis tersebut jatuh miskin.
  • Komplikasi
Elsa berencana untuk bunuh diri karena orang tuanya bangkrut dan teman-temannya meninggalkan dirinya begitu saja.
  • Catatan 1 dan 2
Anna dan Ivan sering sekali menyakiti hati Elsa dengan perkataan mereka.
Helen, yakni kakak kelas Elsa, berbesar hati untuk memaafkan mereka dan itu membuat mereka menyadari atas kesalahan yang mereka perbuat.

Latar
Tempat : Cafe dan rumah sakit
Waktu : Siang hari
Baca Juga : 5 Contoh Naskah Drama untuk 5 Orang
DIALOG
Brandon : Pesen yang banyak deh! Nanti aku yang bayar. Pokoknya kalian harus makan sampe kenyang.

Tommy  : Baru gajian ya? Kok royal banget sih?

Brandon : Bawel ah! Mau ditraktir nggak nih?

Anna  : Ya jelas mau lah! Hari ini kan giliran kamu yang keluar duit.

Tidak lama kemudian Elsa datang menghampiri meja dimana mereka duduk. Ia baru pamit dari toilet untuk menerima telepon.

Anna  : Elsa kenapa? Kok sedih? Pamali loh sabtu-sabtu murung gitu!

Ivan  : Iya kenapa sih, Sa? Dompetmu hilang?

Brandon dan Tommy tertawa menimpali lelucon Ivan tesebut.

Elsa  : Mamaku barusan telepon. Dia bilang papaku bangkrut. Semua rumah, mobil dan tabungan di bank ludes. (Terisak pelan) kami harus pindah ke tempat tinggal yang lebih kumuh. Parahnya lagi semua kebangkrutan ini karena papa terlibat kasus korupsi dan sekarang dia menjadi buronan polisi (Menangis)

Brandon : HAH? Yang bener?!

Ivan  : Berarti kamu anak buronan?!

Anna  : Kamu jatuh miskin sekarang, Sa?

Brandon, Ivan, Anna dan Tommy memasang raut muka tegang dan memandang hina kepada Elsa yang sedang menangis.

Elsa  : Aku sudah nggak punya apa-apa sekarang, tapi kalian masih mau kan temenan sama aku? Kita kan bersahabat sejak lima tahun lalu.

Anna menjauhkan kursinya yang tadinya berada di dekat kursi Elsa. Ia merapat kearah Brandon yang berada disebelahnya.

Anna  : Ya, kamu tahu sendiri lah, Sa kita ini sekumpulan pemuda-pemuda kaya. Jadi, mana mungkin kamu bisa menuruti gaya hidup kita?

Tommy  : Mending kamu pulang dan tengok keadaan orang tuamu, Sa.

Ivan dan Brandon hanya memandang dingin kearah Elsa. Elsa pun menatap mereka dengan tatapan yang sangat sedih.

Elsa  : Kupikir persahabatan kita selama lima tahun ini berarti. Tetapi kita aku jatuh miskin, kalian menempakku begitu saja!

Brandon : Sudahlah, Sa. Pulanglah. Betul tadi apa kata Tommy. Sudah bagus makananmu kubayari!

Elsa bangkit berdiri dari kursinya kemudian menatap sedih keempat temannya. Kemudian ia meninggalkan mereka dan keluar dari cafe.

Ivan  : Gila si Elsa, masa kita disuruh anggep dia teman sih. Sementara dia udah melarat. Aku jadi nggak nafsu makan.

Brandon : Sama nih, ya udah minta bill aja deh!

Tiba-tiba Anna yang sudah hampir sampai ke mobilnya, berlari menghampiri Brandon dan Ivan.

Anna  : Guys! Barusan aku dapat kabar kalo ada seorang gadis yang ciri-cirinya mirip Elsa hendak lompat dari fly over!

Ivan  : Serius?!

Anna  : Masa kayak gini bohong? Coba cek handphone kalian!

Brandon dan Ivan mengecek handphone masing-masing dan menerima kabar yang sama dari pesan broadcast.

Brandon : Yuk, kita langsung ke fly over itu! Kamu bareng kita aja, Anna! Hubungi Tommy, suruh dia langsung kesana.

Anna, Ivan dan Brandon masuk kedalam mobil. Brandon mengemudikan mobil kearah fly over tempat dimana Elsa hendak bunuh diri. Tiba-tiba di separuh perjalanan, handphone Ivan berbunyi dan raut muka Ivan berubah menjadi sangat tegang.

Ivan  : Guys.... Kita terlambat. Elsa melompat dari fly over tersebut dan ia tewas.

Brandon langsung menghentikan mobilnya. Anna menangis tersedu-sedu di jok belakang mobil.

Ivan  : Kita langsung ke Rumah Sakit Permata Biru aja, jenazah Elsa dibawa kesana.

Brandon menarik nafas panjang kemudia mengemudikan mobilnya kearah rumah sakit itu.

Sesampainya disana, mereka bertiga berlari dan didepan ruang jenazah sudah ada ibu dan Helen, kakak Elsa yang duduk membisu.

Anna berlari memeluk Helen.

Anna  : Kak, maafkan kami. Ini semua salah kami. Kalau kami kasih support ke Elsa, pasti jadinya tidak akan begini. Tetapi kami malah meninggalkan Elsa begitu saja saat ia membutuhkan kami.

Helen membalas pelukan Anna dan mengusap punggung Anna dengan lembut. Helen tidak dapat menahan air matanya.

Helen  : Sudahlah, kami sudah memaafkan kalian. Ini semua sudah digariskan oleh Yang Maha Kuasa. Aku Cuma memohon agar kalian terus mendoakan Elsa agar ia tenang disana.

Brandon dan Ivan terkesiap menatap Helen yang tidak marah kepada mereka dan malah memaafkannya.

Ivan  : Kami mohon maaf sebesar-besarnya, Kak. Kami pasti terus mendoakan Elsa.

Helen  : Tidak perlu minta maaf terus menerus, Van. Elsa hanya tidak kuat menerima kenyataan bahwa kami semua jatuh miskin. Aku sangat mengerti karena sejak kecil ia hidup dengan bergelimang harta.

Brandon, Ivan dan Anna takjub akan kebesaran hati Helen dan semenjak itu mereka bertekad untuk lebih menghargai orang lain dan tidak menggunakan uang sebagai tolak ukur.

Contoh Naskah Drama 2

Contoh Teks Drama berikutnya yaitu contoh naskah drama singkat pendek untuk 5 orang pemain tentang komedi beserta unsur intrinsik dan sinopsisnya

Drama biasanya diambil dari peristiwa yang sangat mungkin terjadi di dalam kehidupan sehari-hari. Drama tidak bersifat fiksi seperti cerita-cerita yang terdapat dalam novel dan sebagainya. Nah, sebelum kita ke naskah dramanya, kita akan menjelaskan terlebih dahulu mengenai beberapa tokoh yang terlibat di dalam drama ini. Diantaranya adalah sebagai berikut :

Tokoh dan Karakter/perwatakan :
Rio      : Cerdik, pandai mengeles , dan pembohong level akut.
Asep    : Sangar, tegas, dan emosional
Renata : Kepo, komentator, cerewet, dan puitis yang dipaksakan.
Renal   : Semuanya di bawah standar
Ririn    : Pintar, disiplin, rajin, dan baik hati
DIALOG

Di suatu meja yang berada di suatu kelas. Di suatu kelas yang berada di sekolah. Di seuatu sekolah yang entah ada atau tidaknya. Hiduplah 4 orang murid yang sedang senang-senangnya, tapi semua itu berubah saat ulangan akan datang.

Renata : “ Eh. Kalian udah ngapalin buat ulangan besok? “ ( Datang )

Rio          : “ Belum “

Renal   : “ Innalillahi “

Renata : “ What the hell, Oh my God. Kalau nilai ulangannya jelek, nanti dihukum “

Renal   : “ Paling hukumannya lari di lapangan “

Renata : “ Bukan. Hukumannya pelajaran tambahan setiap pulang sekolah “

Renal   : “ Innalillahi “

Rio          : “ Aku cek dulu, siapa tahu guru “ ( Pergi )

Renal   : “ Ngapaling bab yang mana a- “

Rio          : “ Ada guru “ ( Dateng ) ( Semua melihat ke pintu )

Ririn        : “ Loh. Kok sepi? “ ( Datang )

Renal : “ Huuu. Katanya ada guru “ ( Nepuk bahu Rio )

Rio          : “ Iya ini guru. Guru masa depan “

Ririn        : “ Kamu bisa aja “

Renata : “ Kamu udah ngapalin Rin? “

Ririn        : “ Udah dong. Ririn “

Rio          : “ Ellleh. Sombong amet “

Ririn        : “ Biarin “

Renata : “ Udah-udah jangan berantem “

Renal   : “ Iya, daripada berantem mendingan gini, siapa yang nilainya paling gede, Dia yang menang, dan yang menang bisa nyuruh 1 kali kepada yag kalah “

Ririn + Rio : “ Setuju! “

( Asep datang dari belakang ) Asep : “ Bapa juga setuju! “

Ririn dan Rio semakin mempersiapkan ulangannya matang-matang. Ririn melakukan gerakan 3B yaitu Belajar, Ber’doa, dan Berusaha yang sudah biasa dilakukan. Sedangkan Rio merangkum semua bab dan menulisnya di kertas kecil untuk nanti dihapal saat ulangan dengan kata lain nyontek. Akhirnya saat ulanganpun tiba.

Asep    : “ Baiklah anak-anak, buka lembar soalnya se-se-sekarang “

Ririn    : “ Bismillah “ ( Membuka dan mengisi soal)

Rio          : “ Inimah enteng “ ( Membuka soal ) ( Saat Asep berbalik menempelkan kertas di punggung Asep untuk menyontek )

Rio          : “ Kalo ginikan ga akan ketahuan “ ( Ngisi )

Asep        : “ Bapa keluar dulu, jangan nyontek, jangan kerja sama, dan jangan ribut “ ( Keluar )

Rio          : “ Rencana B “ ( Nyilang kaki dan di alas sepatunya ada contekan )

Rio          : “ Ah. Bukan yang ini “ ( Buka baju penghabus di dalamnya ada contekan “

Rio          : “ Ah yang ini “ ( Nulis ) ( Ngeluarin contekan dari dasi )

Rio          : “ Ah yang ini juga “ ( Nulis )

Rio          : “ Selesai “ ( Liat Ririn dan yang lainnya masih belum selesai )

Akhirnya ulangan selesai dan beberapa hari kemudian Asep membagikan hasil ulangan.

Asep    : “ Ini “ ( Membagikan )

Ririn        : “ Ye. Nilaiku 85 “

Renal   : “ Hahaha. Aku ding 65, naik 5 dari ulangan yang lalu “

Rio          : “ Lah. Pak, kok nilai Saya 50? “

Asep    : “ Itu karena soal nomor 11-20 di balik kertas ga kamu isi “

Rio          : “ Aduh. Kok bapa ga kasih tahu Saya? “

Asep        : “ Kamu itu seharusnya bisa tahu dengan sendirinya, jangan ceroboh “

Renata : “ Siap-siap terima perintah Ririn aja “

Rio          : “ Iya deh iya “

Ririn        : “ Dengan ini Saya nyatakan Kamu tidak boleh nyontek lagi “

Asep        : “ Jadi Kamu nyontek?. Nilai Kamu bapa kurangi 6, jadi nilai Kamu -1 “ ( Mukul kepala Rio )

Akhirnya Rio tidak menggunakan cara yang yang kotor lagi. Dia menjadi lebih giat belajar dan lebih berhati-hati dalam mengisi soal

TAMAT
BACA JUGA : 7 Contoh Teks Eksemplum Singkat (tentang Pendidikan, Pengalaman, Cerita Rakyat, dan Persahabatan beserta strukturnya) 

Contoh Naskah Drama 3

Contoh teks drama yang ke-3 yaitu contoh naskah drama singkat pendek tentang persahabatan untuk 8 orang pemain beserta unsur intrinsiknya / skenario.

Unsur Intrinsik / Skenario

Tema : Nilai Perjuangan

Ritma :
  • Eksposisi (tokoh dan perwatakan / karakter)

Protagonis : Gadis
Antagonis : Gilang
Tritagonis : Rista
Figuran : Sinta, Intan, Bayu, Rudi
  • Permasalahan
 Gadis berusaha keras untuk pindah pekerjaan yang memberikan gaji yang lebih besar untuk membantu ibunya yang sedang kelilit hutang di bank desanya.
  • Komplikasi
 Gilang ingin gadis tetap menjadi karyawan di tokonya agar ia tidak kerepotan untuk mencarikaryawan baru yang tidak serajin Gadis.
  • Catanan 1 dan 2
 Gilang meminta bantuan kepada Bayu untuk membuat Gadis kesulitan mencari pekerjaan yang baru.
 Rista ingin membantu Gadis untuk segera mendapatkan pekerjaan yang baru dengan gaji yang lebih besar.
  • Kesimpulan
 Gadis berjuang keras yang pada akhirnya ia mendapatkan sebuah pekerjaan yang bisa membantu untuk melunasi hutang-hutang ibunya.

 Latar:
Drama ini menggunakan latar tempat di rumah Rista dan waktunya di sore hari.
DIALOG

Gadis sore ini setelah jam kerjanya menjaga toko Bu Gilang selesai, ia mengunjungi rumah Rista sahabatnya semasa SMA dulu.

Gadis  : Sore Ris...

Rista  : Sore juga, apa kabar?

Gadis  : masih seperti biasanya. Merasa gila karena usai gajian langsung jatuh miskin se miskin-miskinnya.

Rista  : Pindah kerja saja Dis, kamu ada setoran rutin dengan gaji seperti kutukan segitu kamu gak akan bisa makan layak.

Gadis  : Maunya juga gitu, tapi kalau tak lepas belum tentu aku segera dapat kerja yang baru. Nanti tambah kasihan ibuku...

Rista  : Nanti coba tak tanya temen kalau ada info lowongan.

(Rista lalu mengambil smartphone-nya, dan menghubungi salah satu kontak di sana).

Rista  : Hallo Intan, bisa bantu?

Intan  : Bantu apa Ris..?

Rista  : Kalau ada info lowongan di resto bapakmu hubungi aku ya?

Intan  : Wah... mau kuliah nyambi kerja?

Rista  : Bukan, ini untuk temanku... ok..?

(Rista menutup telepon dan seulas senyum tersirat di wajah manisnya yang kalem).

Rista  : Temanku bilang kalau ada lowongan dia hubungi aku. Resto bapaknya lumayan besar, gajinya gak akan mengecewakan. Di sana kamu dapat jatah libur, gak kerja rodi seperti yang sekarang.

Gadis  : Iya, makasih ya Ris...

Gadis hendak berpamitan pulang, saat sampai di depan pagar rumah Rista. Lewatlah sepasang suami istri, Bu Gilang dan Pak Bayu.

Gilang  : Jangan tidur larut malam Dis, ingat besok kerja!

Rista seketika merasa marah, di luar jam kerja mash saja diurusi majikan yang cerewetnya minta ampun. Heran Gadis bisa betah, coba kalau tidak ada tanggungan sudah lama Gadis kabur!

Bayu  : Ibu apa-apaan sih, kan sudah bukan urusan kita Gadis mau tidur jam berapa. Yang penting besok bisa masuk kerja.

Gilang  : Bapak tahu gak, kalau Rista itu sepertinya mau membuat Gadis keluar dari toko. Nanti bahaya Pak, kita bisa kerepotan! Mbok cari cara biar Gadis gak bisa pindah kerja...

Bayu  : Kita kan sudah menggajinya sedikit, mana bisa pinda dia? Nanti juga kesulitan buat nabung dan gak berani keluar...

Gadis kini sudah sampai di kostnya, merasa lelah dan pening kepalanya. Serasa mau pecah, memikirkan nasibnya yang terasa buram nyaris suram masa depan. Ia hanya bisa berdoa malam ini, semoga keajaiban datang! Tiba-tiba pintu kostnya diketuk.

Rista  : Dis, kita ke rumahku. Temenku datang, bilang resto bapaknya memang butuh karyawan.

Akhirnya Gadis pun kembali ke rumah Rista. Dan bertemu dengan Pak Rudi.

Rudi  : Resto saya sedang butuh waitress. Kalau kamu mau.

Gadis  : Saya mau Pak, tapi saya belum keluar dari tempat kerja yang sekarang.

Rudi  : Wah, susah ya...

Rista  : Itu bukan masalah Pak, toh Gadis butuh uang buat bantu ibunya. Bapak bantu lah pak...

Rudi  : Kamu keluar dulu, nanti kamu datang ke resto bapak.

Gadis merasa lega bukan main. Kini tinggal selangkah lagi untuk bisa keluar dari pekerjaan yang menyiksanya lahir batin. Sayangnya saat mengajukan pengunduran diri, Gadis diberi waktu enam bulan. Alasanya untuk mendapatkan karyawan penggantinya terlebih dahulu. Gadis merasa berat jika harus mengencangkan sabuk hingga 6 bulan lamanya. Khawatir badan tinggal tulang, takut pulang bertemu sang ibu.

Gadis  : Saya gak bisa kalau menunggu 6 bulan lagi. Besok lusa saya sudah harus bekerja di tempat baru.

Gilang  : Kok bisa??! Gak bisa ini...!

Sinta  : Kok gak bisa kenapa Bu? Wong ibu juga gak ngasih gaji layak. Ya harus terima karyawan gak bisa loyal... sudah, ayo pulang Dis. Yang penting sudah bilang. Toh lusa kamu sudah kerja di tempat yang lebih baik.

Gilang  : Kamu tak laporkan polisi loh...

Sinta  : Laporkan saja Bu, nanti saya juga tak laporkan ibu ke Depnaker... biar digerus toko ibu!

Bu Gilang hanya diam seribu bahasa, tidak bisa berkata meskipun hanya sepatah. Gadis akhirnya pergi bersama Rista.

Gadis  : Wah... kamu berani juga ya sama orang tua...

Rista  : Orang dzalim itu harus dilawan. Diam itu emas Dis, tapi mengatakan kebenaran adalah intan permata. Gak akan sadar orang kalau kita cuma menunggu dan diam saja...

Sinta mengangguk setuju dengan pendapat Rista barusan. Selang sehari setelahnya, Gadis kini sudah bekerja di resto besar. Membuatnya merasa bersyukur, saat kesabarannya berbuah manis. Ia berharap rezeki yang didapatkan akan lebih baik, dan memberikan bantuan yang layak kepada ibunya di rumah. Agar tidak lagi bersusah dan bersedih.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

Klik (X) kali tuk menutup
Dukung kami dengan ngelike fanspage ×